Nursing Tandem: Yes Or No?

Hai Momy...

Waktu Raffaza umur 8 bulan, siy testpack memunculkan garis 2. Yup, hamil lagi  dengan jeda cuma 8 bulan. Wah rasanya berkecamuk deh antara senang dan sedih. Senang karena inget umur juga (maksudnya udah tua-hehehe) dan sedih karena rasanya raffaza masih terlalu kecil untuk terbagi kasih sayang. Lebih sedih lagi karena semakin membesar usia kandungan semakin menyusut ASI.

Kenapa saya bersikeras untuk kasih ASI? karena ASI manfaatnya yang tidak main-main. Menurut WHO, ASI adalah sumber gizi terbaik bagi bayi dan batita. WHO mengatakan ASI memberi manfaat kesehatan seumur hidup. Misalnya, orang yang pernah mendapat ASI sewaktu bayi memiliki kemungkinan lebih kecil menghadapi masalah berat badan, obesitas, dan diabetes. Mereka juga lebih cerdas.

Nah, jadi begitu lahiran saya mulai bertekad lagi untuk bisa menyusui keduanya. Salah satu tantangannya adalah banyak tetangga yang mempengaruhi Ibu saya untuk menyarankan saya berhenti untuk menyusui Raffaza karena katanya bikin Raffaza jadi susah gemuk. Raffaza memang sedikit agak kurus dibanding pas bayi tapi tetap masuk berat badan ideal  dan anak ngga naik berat badan pada usia diatas 12 bulan juga perlu dievaluasi makannya.

Walalupun banyak mitos seperti itu, saya tetap YES untuk nursing tandem karena merasakan banyak manfaatnya seperti dibawah ini:

1. Si sulung punya kesempatan untuk menyusui 2 tahun.
Wah kebayang happynya raffaza waktu air susu bundanya keluar banyak lagi. Yang tadinya cuma sebelum tidur dia nenen, jadi bisa kapan saja. Alhamdulillah jadi bisa ngikutin anjuran agama juga, ASI 2 tahun
2.  Bebas dari payudara yang bengkak (engorgement).
Waktu pas menyusui raffaza dulu sering banget payudara bengkak. Berkat tandem sekarang bebas dari bengkak payudara.
3. ASI jadi lebih banyak.
ASI itu diproduksi sesuai dengan kebutuhan. Prinsipnya semakin banyak demandnya akan semakin banyak supplynya. Jadi dengan 2 anak yang menyusui ASI jadi mengucur deras. Dulu zaman menyusui raffaza, ketika pulang kantor bisa membawa 5 -6 botol asi 100ml dan sekarang bisa 9 - 10 botol ASI.

Jadi YES bangetkan untuk nursing tandem. Untuk bisa nursing tandem dengan Ok dibawah ini tips-tips yang saya lakukan:

1. Happy
Hasil sekali mompa #MasyaAllah
Ini rumusan efektif untuk bisa keluar ASI yang banyak. Ada waktu lagi stress dan  ASI jadi surut drastis. Begitu juga waktu senang  ASI luar biasa berlimpah (based on hasil mompa ya)
2. Pilih booster ASI yang tepat
Buat saya booster ASI yang tepat apapun yang bikin saya happy. Jadi ngga ada patokannya harus ada kandungan ini atau itu. Saya terbuka dengan booster ASI asal bukan yang mengandung yang haram.
3. Prioritaskan si Adik ketika menyusui langsung
 Ketika menyusui tandem ada kalanya dua-duanya mau menyusui.  Dahulukan si Adik karena kalau kakaknya sudah diatas 1 tahun dia sudah mendapatkan nutrisi dari makanan yang dia makan. Sedangkan si Adik cuma mendapatkan asupan dari ASI saja.
4. Pilih pompa ASI yang tepat
Nah ini tips terakhir yang tidak kalah penting. Buat working mom kayak saya. Pompa ASI itu senjata utama untuk bisa berhasil menyusui exclusive. Dari zaman mulai menyusui Raffaza sampai sekarang Zia (si bungsu) saya pakai pompa Philip Avent Comfort Manual SCF330/20. Dari pertama coba langsung jatuh hati sama pompa ini. Pompa ASI manual ini punya kelebihan di bantalan corongnya sehingga memompa jadi nyaman dan ngga sakit, karena itu aliran asi juga jadi lebih lancar. Modelnya juga cantik, ringkas, dan ringan. Si Philips Avent Comfort manual ini juga ngga banyak bagian yang terpisah jadi ngga repot untuk memasang-masangnya tapi tetap mudah dibersihkan

Semoga sharing saya ini menyemangati Momy-momy yang lagi dilema untuk nursing tandem ya. Kalau mau samaan punya pompa ASI Philip Avent Comfort Manual SCF330/20 bisa dibeli disini


Love,
Bunda RaffazaZia
#TUMBloggersCompetition
#AventSahabatBunda

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kode Etik Penelitian Psikologi

Kode Etik Psikologi Indonesia